Sabtu, 12 Oktober 2013

Seminar Kreatif

Seminar Kreatif merupakan puncak dari serangkaian acara Creation Festival 2013 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Komunikasi (HIMAKOM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dalam acara ini juga akan diberikan awarding kepada para pemenang PR Contest.

Tema : “Excellent Branding in Information Era”

Bagi sebuah perusahaan/organisasi, brand adalah aset. Brand menyangkut persepsi dan good feeling yang muncul di benak publik tentang suatu produk, jasa, maupun korporasi. Ketika mendengar Starbucks, persepsi yang muncul di  benak kita adalah kopi bergengsi yang menawarkan sensasi minum kopi yang unik. Ketika melihat gadget berlogo Apple, maka yang terpikir adalah gadget inovatif dengan selera desain yang berkelas.

Untuk bisa diingat dan menjadi top of mind di benak publik, perusahaan/organisasi perlu melakukan branding terhadap dirinya. Terlebih, untuk survive di era globalisasi saat ini bukanlah hal mudah, mengingat semakin banyak brand ternama yang bermunculan dan menjejali benak publik. Kini, di era informasi yang serba cepat dan tanpa batas telah mendorong perubahan perilaku khalayak terhadap informasi. Khalayak kini bukan lagi sebagai objek, melainkan subjek yang aktif. Khalayak memiliki kesempatan yang luas untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga mencari bahkan berpartisipasi dalam penyebaran informasi. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi yang mumpuni menjadi tuntutan yang harus dipenuhi bagi Brand Owner agar bisa memenangkan top of mind publik terhadap brand dan terus unggul dari kompetitornya.

Pertanyaannya, bagaimana agar bisa terus unggul dari kompetitor? Tentu strategi positioning menjadi hal yang harus digarap. Kesan apa yang ingin diciptakan dalam benak khalayak, itulah yang menjadi kunci branding. Diferensiasi menjadi syarat bagi brand agar bisa dikenali.

Disamping itu, identitas brand juga tak kalah penting dalam aktivitas branding. Sebuah perusahaan harus bisa merepresentasikan visinya melalui identitas karena brand identity juga dapat mempengaruhi persepsi publik. Bagaimana seorang praktisi komunikasi menciptakan brand awareness lewat simbol atau logo juga menjadi “pekerjaan rumah” yang harus dijawab.

Realita tersebut menuntut para praktisi Public Relations (PR) dan praktisi komunikasi untuk senantiasa proaktif dan responsif. Mereka tidak bisa hanya menunggu permintaan publik. Mereka harus peka dalam membaca apa yang diinginkan publik. Insight publik harus digali dan dicermati. Hal inilah yang tentu harus disikapi dengan pendekatan dan strategi yang tepat.

Pendekatan branding di era informasi pada akhirnya sampai pada pemanfaatan internet untuk mengoptimalisasi aktifitas branding suatu organisasi. Lalu bagaimana cara Brand Owner untuk menyikapi dashyatnya dampak yang ditimbulkan internet terhadap suatu proses branding ? Apakah kini, strategi komunikasi 2.0 dengan memanfaatkan internet telah meniadakan aktifitas branding konvensional yang selama ini digunakan? Kedua hal ini akan sangat menarik apabila diulas kedalam suatu pemaparan stratejik mengenai aktifitas branding bagi organisasi di era informasi sekarang ini.

Yang tak kalah penting, peran internal dalam proses branding. Jika para pegawai tidak percaya dan tidak terdorong untuk terikat secara emosional dengan brand-nya sendiri, mengapa publik harus percaya? Oleh karena itu, internal brand building juga harus digarap dengan baik agar proses branding sebuah organisasi bisa berjalan mulus.

Pembicara
1. Bambang Budi Rahardjo (CSR, Media, & Eksternal Communication Manager PT Badak NGL)
2. Hikmat Suriatanwijaya (Communication Team Leader Greenpeace Indonesia)
3. M. Arief Budiman (CEO Petak Umpet Advertising & Writer of Spiritual Creativepreneur)
4. Imam Subhan (CEO DBrand Communication)

Hari dan Tanggal
Sabtu, 23 November 2013

Waktu
09.00 – 13.30 WIB

Tempat
Aula FISIP UNS

CP :
Maharani (085647453638)

0 komentar:

Posting Komentar